Rabu, 26 April 2017

Diantara

Berdiri ditengah-tengah
Antara persimpangan benar dan salah
Semua yang kulihat makin buatku gelisah
Arti cinta memudar bersama dengan kepingan hati yang patah
Aku bimbang berdiri ditengah ketidakpastian

Jurang kegelapan yang ku kira membawa kedamaian
Mencoba terdiam ditengah amarah mereka, aku tak bisa
Kasih sayang yang dulu ada, kini kemana?
Kata-kata ingin pisah seringkali ku dengar

Aku teriak bahkan meneriakkan, mereka tak juga dengar
Bercerita ke semua orang, namun mereka hanya menyuruh sabar
Tak ada yang mengerti posisiku sekarang
Aku sayang mereka, aku tau mereka pun sama

Jika berpisah adalah pilihan, ku harap itu hanya bualan
Sudah cukup besar aku untuk mengambil keputusan
Namun memilih salah satu diantara mereka, maaf aku tak bisa
Bagai harus memilih hidup hanya dengan air atau udara
Semuanya terjadi di depan mata

Ingin acuh aku tak bisa
Bermain, berlari, mencoba lupakan, akhirnya kembali pulang juga
Kembali kedalam suasana hampa sunyi menyiksa jiwa
Semua tlah berubah tak seperti biasa
Memaksaku berdiri diantara ketidakpastian

Rindu jiwa haus kasih sayang mereka
Ingin kembali ke masa kecil aku tak bisa

Lebih Dari Letih

Jika kau tau sakit itu apa
Aku tau kau pun pernah merasakannya
Namun sakitku dengan sakitmu jauh berbeda
Ya, berbeda
Meski sama pernah merasakan perihnya, serupa tapi tak sama

Kau sakit karena dia, aku sakit karena rasa ini ada
Bertahun coba lupakan semua
Dengan satu sapaan kau hancurkan begitu saja
Dan saat semua kembali seperti sedia kala
Kau hancurkan lagi semua rasa

Menunggu itu menyebalkan
Menunggu itu membosankan
Iya, kau benar

Maka detik ini aku mencoba tuk berhenti
Aku menyerah, lagi
Luka yang kau buat menganga kembali
Susah payah aku tutupi
Walau airmata bahkan darah mengungkapkan luka
Itu semua tak ada artinya
Bagimu semua itu tak ada
Bagimu semua itu biasa saja
Menangis bahkan terjatuh aku
Kau diam saja
Disinilah aku melihat penantianku sia-sia

Tak ada pertanyaan atau pernyataan lagi
Karena kau diam saja dan aku tlah mengerti
Untuk kali ini aku menyerah, lagi
Tak ingin menunggu lagi, aku pergi
Maafkan aku teman, aku letih

Dibawah Tangga

Hey kamu kakak seniorku
Yang tadi duduk ditangga itu
Taukah kamu tatapanmu
Taukah kamu wajahmu
Semuanya itu buatku terpaku


Menjadi obat penyembuh untukku
Awalnya aku sakit perut, kepala, bahkan sakit hatiku
Namun saat kau menoleh kearahku, sakitku hilang jadi senang
Dibalik masker kusembunyikan senyum malu
Kapankah hari itu datang?

Saat waktu memberitahu rasaku padamu
Rasa yang sudah ada sejak semester satu

Hingga sekarang masih kusimpan
Walau kau sempat menghilang
Ku kira rasa itu tak lagi datang
Namun salah aku keliru
Tatapanmu masih buatku kaku
Detik terhenti tiap kau menoleh padaku

Sabtu, 15 April 2017

Duduk Sendiri

Aku mampu tuk menunggu
Satu-satu hari berlalu
Tetap duduk tenang disampingmu
Menunggu dari harapan semu
Duduk diam hanya menunggumu

Aku mau tuk menunggu
Walau tak ada kata darimu
Tetap diam saja seperti itu
Biar diam dan aku trus menunggu
Meski tak lagi berharap namun aku masih bisa menunggu

Satu kata darimu yang sangat bermakna bagiku
Walau habis waktu ku tuk menunggu
Diam saja disitu biarkan aku menunggu
Jangan paksa aku tuk berhenti menunggu
Tenang saja bila letih ku kan pergi menjauh