Saat
kulangkahkan kaki menuju kerasnya hidup
Hidup
yang kumiliki tak seindah warna pelangi
Berjalan
melawan angin yang berhembus
Aku
tak lagi mengikuti arah angin
Ya,
hari ini aku melawan angin
Hari
ini aku merasakan kencangnya angin yang berhembus
Ia
tak berwarna, ia tak berupa
Tapi
mengapa ia bisa menyentuhku
Angin,
kau membuatku berantakan
Mengapa
kau hadir saat kita tau semua takkan mungkin
Angin
mengapa kau datang lagi
Saat
kau tau hadirmu hanya membuatku sakit
Angin
mengapa kau melawan arus
Padahal
kau tau keempat arah mata angin adalah arah yang berbeda
Biarkan
angin biarkan aku sendiri
Aku
rindu hembusanmu, tapi aku lebih rindu suara deru ombak yang menggebu
Aku
rindu aromamu, tapi aku lebih rindu pasir pantai yang menyeretku
Kau
tau aku dan kamu takkan pernah jadi kita
Banyak
yang menentang kita, dan aku harus melawanmu angin
Kau
tak lagi sejuk seperti dulu, panasnya matahari berhasil mengubahmu
Bagiku,
ini tak lagi seperti dulu
Sudahlah
angin, lepaskan aku
Ketika
mereka berusaha menghilangkan kau dan aku, aku bisa apa
Sudahlah
angin, biarkan mereka jangan paksakan maumu
Biarlah
semua hilang bersamamu, angin
Dan
aku akan pergi, karena aku tak ingin memaksa keadaan
Lupakan
aku, angin
Ini
bukan salahku, apalagi salahmu, bukan
Ini
hanyalah tentang mereka yang tak menginginkan kita

Tidak ada komentar:
Posting Komentar