Senin, 05 Desember 2016

Berhembus

Saat kulangkahkan kaki menuju kerasnya hidup
Hidup yang kumiliki tak seindah warna pelangi
Berjalan melawan angin yang berhembus
Aku tak lagi mengikuti arah angin
Ya, hari ini aku melawan angin

Hari ini aku merasakan kencangnya angin yang berhembus
Ia tak berwarna, ia tak berupa
Tapi mengapa ia bisa menyentuhku
Angin, kau membuatku berantakan
Mengapa kau hadir saat kita tau semua takkan mungkin

Angin mengapa kau datang lagi
Saat kau tau hadirmu hanya membuatku sakit
Angin mengapa kau melawan arus
Padahal kau tau keempat arah mata angin adalah arah yang berbeda
Biarkan angin biarkan aku sendiri

Aku rindu hembusanmu, tapi aku lebih rindu suara deru ombak yang menggebu
Aku rindu aromamu, tapi aku lebih rindu pasir pantai yang menyeretku
Kau tau aku dan kamu takkan pernah jadi kita
Banyak yang menentang kita, dan aku harus melawanmu angin
Kau tak lagi sejuk seperti dulu, panasnya matahari berhasil mengubahmu
Bagiku, ini tak lagi seperti dulu
Sudahlah angin, lepaskan aku
Ketika mereka berusaha menghilangkan kau dan aku, aku bisa apa
Sudahlah angin, biarkan mereka jangan paksakan maumu
Biarlah semua hilang bersamamu, angin
Dan aku akan pergi, karena aku tak ingin memaksa keadaan

Lupakan aku, angin
Ini bukan salahku, apalagi salahmu, bukan
Ini hanyalah tentang mereka yang tak menginginkan kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar