Jumat, 11 November 2016



KONSEP  MANUSIA  DALAM  ISLAM
Agama Islam
Ardi Winata, Drs. MSi

Firda Prihatin
2014130036





UNIVERSITAS DARMA PERSADA
Jl. Raden Inten II (Terusan Casablanca), Pondok Kelapa
   Jakarta Timur 13450 Telp. 8649051/8649052



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Secara umum manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain. Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok. Sedangkan pengertian manusia menurut Abineno J.I yang merupakan seorang ahli yakni, Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.[1]
Manusia juga merupakan salah satu ciptaan Allah Subhanahu wa taala. Manusia bertanggungjawab atas apa yang terjadi di muka bumi ini karena manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Seperti makhluk lainnya, Allah menciptakan manusia juga untuk beribadah kepada-Nya. Namun berbeda hal nya manusia dengan hewan. Perbedaan manusia dengan hewan adalah ruh, karena manusia setelah mati akan dipertanggungjawabkan amal ibadahnya dengan menggunakan ruh nya. Sedangkan hewan tidak punya ruh untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya setelah mati. Selain itu, manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, saya merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Darimanakah asal mula manusia tercipta?
2.      Bagaimanakah manusia menurut pandangan islam?
3.      Apakah tujuan dari diciptakannya manusia?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Asal Mula Manusia
Menurut surat Al Mu’minun ayat 12-14 asal mula manusia adalah
Description: Kandungan Surah Al-Mu’minun Ayat 12–14
Wa laqad khalaqnal-insa - na min sula - latim min t.i-n(in).

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Description: Kandungan Surah Al-Mu’minun Ayat 12–14
Tsumma ja'alna - hu nut.fatan fi- qara - rim maki-n(in).

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Description: Kandungan Surah Al-Mu’minun Ayat 12–14
Tsumma khalaqnan-nut.fata 'alaqatan fa khalaqnal-‘alaqata mudgatan fa khalaqnal-mudgata 'iz.a - man fa kasaunal- 'iz. a ma lah.man s.umma ansya’na - hu khalqan a-khar(a), fa taba-rakalla - hu ah. sanulkha liqin(a)

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.[2]

Seperti yang telah dijelaskan dalam surat Al Mu’minun ayat 12-14 diatas, Allah telah menciptakan manusia dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Hal ini juga berkaitan dengan ilmu medis yang dikenal dikalangan luas, baik orang islam maupun yang non muslim sekalipun. Pada dasarnya menurut ilmu medis, manusia berasal dari sperma dan ovum yang bertemu dan menyatukan diri. Terjadinya proses tersebut dengan penuh kecermatan dan ketepatan yang hanya bisa diatur oleh Zat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Keduanya bertemu, mengomunikasikan informasi yang mereka bawa dan berlanjut dalam perkembangan yang luar biasa. Dua sel manusia berlainan jenis itu menyatu kemudian membelah dan terus membelah. Tiap-tiap sel baru membentuk jalinan yang kuat di antara mereka. Setelah mulai terbentuk, sel-sel calon manusia itu mencari tempat berlabuhnya di dinding rahim sang ibu. Mereka melekat kuat dan membentuk jaringan penghubung antara si calon manusia dengan sang ibu. Jaringan penghubung ini dalam dunia medis disebut sebagai placenta. Tahap inilah yang dalam dunia medis atau kedokteran modern disebut zygot.
Hal ini menunjukkan tanda kekuasaan Allah SWT. sekaligus kebenaran Al-Qur’an. Jauh dari beribu-ribu tahun yang lalu, saat kehidupan manusia belum mengenal lebih dalam mengenai dunia medis maupun kedokteran. Saat peradaban manusia jauh dari kata modern dibandingkan pada saat ini. Namun Al-Qur’an telah menyatakan sesuatu yang baru terlihat pada abad modern ini, jauh sebelum manusia mempelajari dunia medis dan kedokteran.


B.     Manusia Menurut Pandangan Islam
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya. Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas.[3]
Setelah mengetahui proses terciptanya manusia dan asal mula manusia tercipta seperti yang telah dijelaskan di atas, maka pembahasan selanjutnya adalah mengenai manusia menurut pandangan islam. Manusia dalam pandangan sosial merupakan suatu makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Manusia membutuhkan bantuan orang lain dan harus berinteraksi dengan orang lain dalam menjalani hidupnya. Sedangkan manusia menurut pandangan islam yaitu sebagai hamba Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi. Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tidak mempunyai kekuasaan. Maka dari itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas yang sangat besar. Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk manusia. Sebagai wakil Allah, manusia juga harus menyebarkan rahmat-Nya, menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan, menegakkan keadilan, dan bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia dilengkapi dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang. Manusia sebagai hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala. dilantik menjadi khalifah Allah dan pelantikkan itu adalah kerana kelayakan manusia untuk memegang tanggungjawab tersebut. Antara kelayakan tersebut ialah bahawa diantara hamba-Nya maka manusialah yang lebih hampir dengan Alllah s.w.t. Sebagai hakikatnya, hamba-Nya dan kkhalifah-Nya maka manusia tidak berhak mencipta yang diizinkan. Khalifah adalah satu keistimewaan yang besar dan hanya diberikan kepada manusia dan tidak diberikan kepada malaikat, apalagi untuk diberikan kepada jin.
Dalam surat Al Baqarah ayat 30-33 manusia merupakan khalifah dimuka bumi
Description: Hasil gambar untuk al baqarah 30-33
[30] Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Description: Hasil gambar untuk al baqarah 31
[31] Dan telah diajarkanNya kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua kepada Malaikat, lalu Dia berfirman : Beritakanlah kepadaKu nama-nama itu semua, jika adalah kamu makhluk-makhluk yang benar.
Description: Hasil gambar untuk al baqarah 32
[32] Mereka menjawab: Maha Suci Engkau ! Tidak ada penge­tahuanbagi kami. kecuali yang Engkau ajarkan kepada Kami. Karena sesungguhnya Engkau­lah Yang Maha Tahu, lagi Maha Bijaksana.
Description: Hasil gambar untuk al baqarah 33
[33] Berkata Dia : Wahai Adam! beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu semuanya! Maka tatkala telah diberi­tahukannya kepada mereka nama-nama itu semua, berfirmanlah Dia : Bukankah telah Aku katakan k e p a d a kamu, bahwa sesungguh­nya Aku lebih mengetahui rahasia semua langit dan bumi, dan lebih Aku ketahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembuyikan.[4]
Dalam menafsirkan ayat ini, terlebih dahulu haruslah dengan segala kerendahan hati dan iman kita pegang apa yang telah dipimpinkan Allah yaitu tentang percaya kepada yang ghaib. Allah telah menyampaikan dengan Wahyu kepada Utusan-Nya bahwa Dia pernah bersabda kepada Malaikat bahwa Allah hendak mengangkat seorang khalifah di bumi. Maka terjadilah semacam soal tanya-jawab di antara Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan Malaikat. Dalam ayat ini jelas dituliskan bahwa Allah hendak menjadikan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini. Walaupun banyak yang menafsirkan kata “Khalifah” dengan artian yang berbeda-beda, namun disini Allah menunjuk manusia sebagai pemimpin di bumi ciptaan-Nya. Maka manusia menurut pandangan islam dilihat dari surat Al Baqarah ayat 30-33 adalah seorang khalifah dimuka bumi.
C.     Tujuan Diciptakannya Manusia

Allah Subhanahu Wa Ta’ala tentu saja memiliki tujuan dalam menciptakan langit, bumi, dan alam semesta beserta isinya. Segala sesuatu yang Allah ciptakan, baik di langit maupun di bumi pasti ada tujuan dan hikmahnya. Tidaklah semata mata karena hanya suka-suka saja. Bahkan seekor nyamuk pun tidaklah diciptakan sia-sia. Begitu pula dengan diciptakannya makhluk-makhluk Allah yang lain, pasti juga ada tujuannya. Hal ini tertulis dalam surat Al Mu’minun ayat 115

 Description: Hasil gambar untuk al mukminun 115

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?[5]

Seperti yang dijelaskan surat diatas, Allah menciptakan segala sesuatu pasti memiliki tujuan, sama hal nya dengan diciptakannya manusia. Selain sebagai khalifah dimuka bumi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, diciptakannya manusia oleh Allah juga memiliki tujuan-tujuan lain.
Allah menciptakan manusia untuk berilmu dan terus mempelajari ciptaan-Nya dan kekuasaan-Nya. Seperti yang tertulis dalam surat Ath Thalaq ayat 12
Description: Hasil gambar untuk Ath Thalaq ayat 12
Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.[6]
Sedangkan menurut surat Adz Zariyat ayat 56 tujuan diciptakannya manusia dimuka bumi adalah
Description: Hasil gambar untuk ad dzariyat 56
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku[7]
Dari ayat di atas jelas menyebutkan tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah, hanya menyembah Allah semata. Ayat ini mengisyaratkan pentingnya tauhid, karena tauhid adalah bentuk ibadah yang paling agung, mengesakan Allah dalam ibadah. Ayat ini juga mengisyaratkan pentingnya beramal, setelah tujuan pertama manusia diciptakan adalah agar berilmu, maka buah dari ilmu adalah beramal. Ilmu dicari dan dipelajari hanya untuk diamalkan. Sebagaimana pohon, tidaklah ditanam kecuali untuk mendapatkan buahnya, karena ilmu adalah buah dari amal.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang paling sempurna melebihi malaikat, jin, apalagi setan. Sebagai makhluk yang dibekali dengan berbagai kelebihan jika dibandingan denagn makhluk lain, sudah sepatutnya manusia mensyukuri anugrah tersebut dengan berbagai cara, diantaranya dengan memaksimalkan semua potensi yang ada pada diri kita. Kita juga dituntut untuk terus mengembangkan potensi tersebut dalam rangka mewujudkan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai makhluk dan khalifah di bumi. Selain sebagai khalifah dimuka bumi, manusia juga mengemban tanggung jawab sebagai makhluk yang harus terus menimba ilmu semasa hidupnya untuk mengetahui dan mempelajari kekuasaan-kekuasaan Allah. Untuk itu, konsep manusia dalam islam adalah sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, yang ditugaskan sebagai khalifah dimuka bumi, dan sebagai makhluk yang harus mempelajari ilmu tentang kebesaran Allah melalui ciptaan-ciptaan-Nya agar manusia mengetahui bahwa Maha Besar Allah Subhanahu Wa Ta’ala.









DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=al+mukminun+115&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjC15C8zKLQAhWrKMAKHQHFCwsQ_AUICCgB&biw=1366&bih=602#imgrc=z_AhxVV_nBMmWM%3A
http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-ath-thalaq-ayat-12.html









[1] https://abdulaziz96.wordpress.com/2015/03/17/pengertian-manusia/
[2] http://www.materisma.com/2015/09/kandungan-surah-al-muminun-ayat-1214.html
[3] http://letifebriyanti78.blogspot.co.id/2014/04/konsep-manusia-dalam-pandangan-islam.html
[4]https://www.google.com/search?biw=1366&bih=602&tbm=isch&sa=1&q=al+baqarah+33&oq=al+baqarah+33&gs_l=img.3...107124.107948.0.108489.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c.1.64.img..0.0.0.pf8xIvaf8Zw#imgrc=6a_3G8ATyGcXwM%3A
[5]https://www.google.com/search?q=al+mukminun+115&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjC15C8zKLQAhWrKMAKHQHFCwsQ_AUICCgB&biw=1366&bih=602#imgrc=z_AhxVV_nBMmWM%3A
[6] http://www.ibnukatsironline.com/2015/10/tafsir-surat-ath-thalaq-ayat-12.html
[7]https://www.google.com/search?biw=1366&bih=602&tbm=isch&sa=1&q=ad+dzariyat+56&oq=ad+dzariyat+56

Tidak ada komentar:

Posting Komentar